Farmasi
berasal dari kata “PHARMACON” yang
berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di
bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan ,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi
obat.
Ilmu
farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur- Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia
lainnya. Mulanya ilmu “ilmu pengobatan” di miliki oleh orang tertentu secar
turun temurun dari keluarganya. Di Yunani sendiri yang sering di anggap sebagai
Tabib adalah pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa
pengobatan menugaskan Hygieia untuk
meracik campuran obat yang ia buat. Oleh masyarakat Inggris Hygieia disebut sebagi Apoteker (Inggris :
Apothecary). Sedangkan di Mesir di mesir di bagi dalam dua pekerjaan, yaitu :
yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku
tentang bahan obat2an pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM, kemudian
sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang
muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik
yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang. Di dunia Arab pada abad
VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab menyebar luas
sampai ke Eropa.
A.
Definisi Campuran , kocok
1.
Definisi Campuran
Campuran
adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki
sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada
batas di antara kedua cairan tersebut.
Dari batasan mengenai
pengertian campuran dapat diuraikan beberapa sifat dari campuran, Diantaranya :
a. Terdiri dari dua jnis Zat tunggal atau lebih
b. Komposisi campuran tidak tetap tapi bervariasi
c. Sifat Zat-Zat pembentuk campuran masih tampak
pada campuran yang dibentuknya.
d. Zat – Zat pembentuk campuran dapat dipisahkan secara
fisis.
Jenis-jenis Campuran, Dapat dibedakan
menjadi 2 ( Dua ) Yaitu :
a.
Campuran Homogen adalah campuran
yang seluruh bagiannya mempunyai perbandingan komponen yang sama sehingga
sangat sulit untuk membeda-bedakan komponen zat penyusunnya. Contoh campuran
Homogen adalah larutan.
b.
Campuran Heterogen adalah
campuran yang perbandingan komponen disetiap bagiannya tidak sama sehingga
masih dapat dibedakan zat-zat penyusunnya. Contoh campuran Heterogen adalah
Suspensi
Secara khusus campuran dapat dibedakan ke dalam 3 bentuk yaitu :
a.
Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan. Contoh larutan:
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut , sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut pelarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi larutan. Contoh larutan:
·
Larutan garam adalah campuran
homogen dari garam dalam air
·
Larutan gula adalah campuran
homogen dari gula dalam air
·
Larutan oralit adalah campuran
homogen dari gula dan garam dalam
b.
Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana terbentuk sedimentasi sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat laun terpisah karena gravitasi dan membentuk sedimentasi.Contoh suspensi:
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana terbentuk sedimentasi sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat laun terpisah karena gravitasi dan membentuk sedimentasi.Contoh suspensi:
·
Campuran kapur dan air
·
Campuran kopi dan air
c.
Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun karena koloid merupakan campuran homogen maka partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi sehingga tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid:
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun karena koloid merupakan campuran homogen maka partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi sehingga tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid:
·
Susu, adalah koloid teremulsi
dari lemak susu dalam air
·
Lem kanji adalah koloid gel dari pati dan air
yang dipanaskan
2. Definisi kocok
·
mengguncang(-guncang)
·
Mencampur adukkan
3. Definisi Campuran kocok
Mixtura
agitanda (
Campurn kocok ) adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut dalam cairanpembawa, sehingga cepat
mengendap. Pada umumnya untuk pemakaian luar (topikal) dan dihindaripenambahan
stabilisator PGA(Pulvis gummi arabicium), tragakant.
B. Emulsi
1.
Pengertian Emulsi
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya
menyerupai milk, warna emulsiadalah putih.Emulsi dapat dibedakan dalam 2 bentuk
yaitu: Emulsi Vera (emulsialam), dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat
disamping minyak lemak jugaemulgator yang biasanya merupakan zat
seperti putih telur. Dan emulsi spuria (emulsibuatan) yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar.
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat
yang stabil dan rata dari campurandua
cairan yang saling tidak bisa bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah :
a)
Dipergunakan sebagai
obat dalam/ peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.
b)
Dipergunakan
sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung
banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki
2. Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang
berfungsi sebagai fase internal ataupuneksternal,
maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a) Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).Adalah emulsi
yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air.Minyak sebagai fase internal dan air fase
eksternal.
b)
Emulsi tipe W/O (water in oil)
atau A/M (air dalam minyak)
3. Teori Terjadinya Emulsi
a) Teori Tegangan Permukaan (
Surface Tension )
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga
pada permukaan suatu zat cair akanterjadi perbedaan tegangan karena tidak
adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan yang terjadi pada permukaan
tersebut dinamakan tegangan permukaan. Semakin tinggi
perbedaan tegangan yang terjadi pada bidang
mengakibatkan antara kedua zatcair
itu semakin susah untuk bercampur. Tegangan yang terjadi pada air akanbertambah
dengan penambahan garam-garam anorganik atau senyawa-senyawaelektrolit, tetapi
akan berkurang dengan penambahan senyawa organik tetentu antaralain sabun. Didalam
teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan menurunkandan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada
bidang batas sehingga antara
kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur
b) Teori Orientasi Bentuk Baji
(Oriented Wedge)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok
yakni :Kelompok hidrofilik yaitu bagian dari
emulgator yang suka pada air, dan kelompok lipofilik yaitu bagian yang suka pada minyak.
c) Teori Interparsial Film
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air
danminyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase
dispers.Dengan terbungkusnya partikel
tersebut maka usaha antara partikel yang sejenis untuk bergabung menjadi
terhalang. Dengan kata lain fase dispers menjadi stabil. Untuk memberikan
stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang dipakai adalah :
·
Dapat
membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak.
·
Jumlahnya
cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase dispers.
·
Dapat
membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semuapermukaan partikel
dengan segera.
d) Teori
Electric Double Layer (lapisan listrik ganda)
Jika minyak terdispersi kedalam air, satu lapis air yang langsung
berhubungandengan permukaan minyak akan bermuatan sejenis, sedangkan lapisan
berikutnyaakan bermuatan yang berlawanan dengan lapisan didepannya. Dengan
demikianseolah-olah tiap partikel minyak dilindungi oleh dua benteng lapisan
listrik yangsaling berlawanan. Benteng
tersebut akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan
menggandakan penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena susunanlistrik
yang menyelubungi sesama partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsiakan
bertambah. Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu dari ketiga
caradibawah ini.
·
Terjadinya
ionisasi dari molekul pada permukaan partikel.
·
Terjadinya absorpsi ion oleh
partikel dari cairan disekitarnya.
·
Terjadinya gesekan partikel
dengan cairan disekitarnya.
4. Bahan Pengemulsi (Emulgator)
Terbagi menjadi dua yaitu
emulgator alam dan emulgator buatan.Emulgator buatan, seperti:
a.
Sabun
b.
Tween 20; 40; 60; 80
c.
Span 20; 40; 80
Emulgator alam adalah emulgator
yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi
tiga golongan:
1. Emulgator alam dari
tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan karbohidrat: bahan-bahan alami seperti
akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk
koloid hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi
m/a.
a.
Gom arab
b.
Tragacanth
c.
Agar-agar
d.
Chondrus
e.
Emulgator lain, seperti: pektin,
metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator alam dari hewan
Zat-zat protein seperti: gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae.
Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu
zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada
pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral
Zat padat yang terbagi halus, seperti: tanah liat koloid termasuk bentonit,
magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe
m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar
dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase
minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk
suatu emulsi a/m. Selain itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
4. Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 ( tiga ) metode dalam pembuatan emulsi yaitu
:
1. Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuatdengan
jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlahemulgator.
Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian airdan 1 bagian
emulgator. Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak,lalu ditambahkan air
sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
2. Metode
gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsidengan
musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakanperbandingan
4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jikaemulgator yang
digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulukedalam air misalnya
metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian airlalu diaduk, dan minyak
ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.3.
3. Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi daribahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan
kekentalan yang rendah.Metode ini merrupakan variasi dari metode gom
kering atau metode gombasah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan
kemudiandiencerkan dengan fase luar.Dalam
botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak.Ditambahkan dua
bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yangsama banyak dengan
minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terusdikocok, setelah emulsi
utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.
4. Metode Penyabunan In Situa.
a. Sabun
Kalsium
Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang
dibuat dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang sama
dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat,
dibentuk secara in situ disiapkandari
minyak sayur alami yang mengandung asam
lemak bebas.
b. Sabun
Lunak
Metode ini, basis di larutkan dalam fase air
dan asam lemak dalam fase minyak. Jika perlu, maka bahan dapat
dilelehkan,komponen tersebut dapat dipisahkan dalam dua gelas beker dandipanaskan hingga meleleh, jika kedua fase telah
mencapaitemperature yang sama, maka fase eksternal ditambahkan kedalam
faseinternal dengan pengadukan.
c. Pengemulsi Sintetik
Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan
insitu dengan menggunakan sabun lunak dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi
ditambahkan pada fase dimana ia dapat lebih melarut.Dengan perbandingan untuk
emulsifier 2-5%. Emulsifikasi tidak terjadi
secepat metode penyabunan.
5. Cara Membedakan Tipe Emulsi
·
Test Pengenceran Tetesan
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu emulsi akan bercampur denganyang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi
tipe m/a, maka emulsi iniakan mudah diencerkan dengan penabahan air.
Begitu pula sebaliknya dengan tipe a/m.
·
Test Kelarutan Pewarna
Metode ini berdasarkan prinsip
keseragaman disperse pewarna dalam emulsi , jika pewarna larut dalam fase
luar dari emulsi. Misalnya amaranth, adalahpewarna yang larut air, maka akan
terdispersi seragam pada emulsi tipe m/a.Sudan III, adalah pewarna yang larut
minyak, maka akan terdispersi seragam pada
emulsi tipe a/m.
·
Test
Creaming (Arah Pembentukan Krim)
Creaming adalah proses
sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi berdasarkan densitas dari fase
internal dan fase eksternal. Jika densitas relativedari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers
dapat menunjukkan tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar system
farmasetik,densitas fase minyak atau lemak
kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika erjadi krim pada bagian atas, maka
emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi pada bagian bawah,
maka emulsi tersebut merupakan tipea/m.
·
Test Konduktivitas Elektrik
Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu
menghantarkan listrik, dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik. Jikasuatu
elektroda diletakkan pada suatu system emulsi, konduktivitas
elektrik tampak, maka emulsi tersebut tipe m/a, dan begitu pula sebaliknya
pada emulsi tipe a/m.
·
Test Fluorosensi
Sangat banyak minyak yang dapat berfluorosensi jika terpapar sinar
ultraviolet. Jika setetes emulsi di uji dibawah paparan sinar ultra violet dan
diamati dibawah mikroskop menunjukkan seluruh daerah berfluorosensi maka tipe emulsi itu
adalah a/m, jika emulsi tipe m/a, maka fluorosensi hanya berupanoda.
6. Kestabilan Emulsi
Emulsi
dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
a.
Creaming yaitu terpisahnya emulsi
menjadi dua lapisan, dimana yang satumengandung
fase dispers lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creamingbersifat
reversibel artinya bila dikocok perlahan-lahan akan terdispersikembali
b.
Koalesen dan cracking (breaking)
yaitu pecahnya emulsi karena film yangmeliputi partikel rusak dan butir minyak
akan koalesen (menyatu). Sifatnyairreversibel (tidak bisa diperbaiki)
C. SUSPENSI
1. Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi
harus halus,tidak boleh cepat mengendap,
dan bila digojog perlahan-lahan endapan harus segeraterdispersi kembali.
Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjaminb stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dand i tuang.
Suspensi
terdiri dari beberapa jenis yaitu :
a.
Suspensi
Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yangterdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai danditujukkan untuk penggunaan
oral.
b.
Suspensi Topikal adalah sediaan
cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang
ditujukkan untuk penggunaan padakulit
c.
Suspensi Optalmik adalah sediaan
cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan
pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. Suspensi obat mata
harus steril dan zat yang terdisprsi harus sangat halus, bila untuk dosis ganda
harus mengandung bakterisida.
d.
Suspensi tetes telinga adalah
sediaan cair yang mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
e.
Suspensi
untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam
saluran spinal. Suspensi harus steril, mudah disuntikkan dan
tidak menyumbat jarum suntik.
f.
Suspensi
untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua
persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
2. Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah
cara memperlambat penimbunan
partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah
satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
a. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran
partikelmerupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan
antarluas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinyasemakin besar ukuran partikel maka semakin kecil
luas penampangnya
b. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).Apabila didalam suatu ruangan berisi
partikel dalam jumlah
besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang
bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu
akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin
besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat.
c. Sifat/Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahan tersebu t yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.
Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.Ukuran
partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,homogeniser,
colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapatdinaikkan
dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut.
Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent(bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah
berkembang dalam air(hidrokoloid).
3. Bahan Pensuspensi
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a.
Bahan
pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan
adalah jenis gom/ hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau
lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah
dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi
oleh panas, PH, danproses fermentasi bakteri.
·
Termasuk
golongan gom, antara lain:Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Alginb.
·
Golongan
bukan gom, antara lain: Bentonit, Hectorit dan Veegum.
b. Bahan pensuspensi sintesisa.
·
Derivat Selulosa, antara
lain:Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.
·
Golongan organk polimer, antara
lain:Carbaphol 934
4. Cara Mengerjakan Obat Dalam
Suspensi
a. Metode
pembuatan suspensi :
Suspensi
dapat dibuat dengan cara :
·
Metode Dispersi
·
Metode Precipitasi
b. Sistem
pembentukan suspensi :
·
Sistem flokulasi
·
Sistem deflokulasi
Secara umum sifat-sifat dari
partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a. Deflokulasi
·
Partikel
suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
·
Sedimentasi yang terjadi lambat
masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal.
·
Sediaan terbentuk lambat.
·
Diakhir sedimen akan membentuk
cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
b. .Flokulasi
·
Partikel
merupakan agregat yang basa
·
Sedimentasi terjadi begitu cepat
·
Sedimen
tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula.
5. Penilaian Stabilitas Suspensi
a. Volume
sedimentasi
Adalah Suatu rasio dari volume
sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula
dari suspensi (Vo) sebelum mengendap.
b. Derajat flokulasi
Adalah Suatu rasio volume
sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi
akhir suspensi deflokulasi (Voc).
c. Metode reologi
Berhubungan dengan faktor
sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku pengendapan,
mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
d. Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw
cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan
sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang
pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan darri pembahasan di atas adalah sebagai barikut :
1.
Mixtura agitanda ( Campurn kocok )
adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut dalam
cairanpembawa, sehingga cepat mengendap. Pada umumnya untuk pemakaian luar
(topikal) dan dihindaripenambahan stabilisator PGA(Pulvis gummi arabicium),
tragakant.
2.
Emulsi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi
dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. Merupakan sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan
dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
3. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halusdan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar